
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Selasa (21/8) sore, bergerak menguat sebesar 22 poin. Rupiah berada di posisi Rp 14.566 dibanding sebelumnya Rp 14.588 per dolar AS.
Analis Senior CSA Research Institue Reza Priyambada mengatakan nilai tukar rupiah terapresiasi seiring dengan meningkatnya permintaan obligasi domestik setelah imbal hasil obligasi Amerika Serikat cenderung menurun.
"Aksi beli pelaku pasar terhadap obligasi domestik berimbas positif pada fluktuasi mata uang rupiah," katanya.
Pelaku pasar juga mulai berkurang kekhawatirannya terhadap resesi yang terjadi di Turki dan adanya rencana pertemuan petinggi Amerika Serikat dan Cina. Hal ini turut menjaga pasar keuangan di negara berkembang.
Sementara itu, Analis Monex Investindo Futures Ariston Tjendra mengatakan dolar AS cenderung melemah di pasar global setelah Presiden AS Donald Trump menyatakan tidak setuju dengan keputusan the Fed menaikkan suku bunga.
"The Fed akan melakukan pertemuan dengan mempertimbangkan berbagai hal mengenai kebijakan suku bunganya. Pasar secara luas memperkirakan kenaikan suku bunga pada September mendatang," katanya.
Sementara itu, kurs tengah Bank Indonesia pada Selasa, tercatat mata uang rupiah menguat menjadi Rp 14.568 dibanding sebelumnya di posisi Rp 14.578 per dolar AS.
from Republika Online RSS Feed kalo berita nya gak lengkap buka link disamping https://ift.tt/2N5mnBy
No comments:
Post a Comment