REPUBLIKA.CO.ID, SOREANG -- Dua orang santri perempuan di pondok pesantren di Ibun, Kabupaten Bandung berinisial R (16) dan S (16) positif terkena penyakit difteri. Keduanya saat ini sudah mendapatkan perawatan intensif di Rumah Sakit Hasan Sadikin (RSHS) Kota Bandung.
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Bandung, Grace Mediana mengungkapkan untuk mencegah penyebaran penyakit difteri, pihaknya mengisolasi pesantren dan memberikan obat kepada seluruh santri maupun pihak-pihak dan keluarga yang pernah berkontak dengan kedua pasien tersebut.
"Kami langsung memberikan pengobatan untuk memutuskan mata rantai virus supaya tidak meluas, salah satunya dengan cara diisolasi," ujarnya di Soreang, Jumat (24/818).
Ia mengatakan, penghuni ponpes harus mengikuti anjuran dokter dengan meminum obat untuk membunuh bakteri dan tidak keluar ponpes agar tidak menyebar. Keluarga santri yang pernah kontak dengan pasien juga diberikan antibiotik.
Ia menuturkan, isolasi yang dilakukan dengan cara memberikan pengobatan kepada santri yang menghuni satu ruangan dengan jumlah santri mencapai 42 orang. "Yang kontak langsung satu ruangan, itu yang diberi pengobatan untuk memutus mata rantai bakteri. Terus semua penghuni ponpes sebanyak 268 orang santri dan pengelola," katanya.
Menurutnya, saat ini dilingkungan pesantren dalam kondisi yang aman dari penyakit difteri. Namun pihaknya tetap melakukan pengawasan dengan cara mendirikan posko. Selain itu, pihaknya mengedarkan surat ke puskesmas di seluruh kecamatan untuk waspada.
"Saat ini sudah selesai inkubasinya, kondisi santri lain sehat, kita menunggu satu Minggu (kedepan) untuk kewaspadaan dan tetap siaga," ungkapnya.
Grace mengimbau, kepada masyarakat bila menemukan warga yang terkena gejala keluhan sakit menelan, tenggorokan disertai demam terjadi pada anak dan saudaranya segera berobat ke puskesmas.
from Republika Online RSS Feed kalo berita nya gak lengkap buka link disamping https://ift.tt/2o5Me1h
No comments:
Post a Comment