REPUBLIKA.CO.ID, MALANG -- Tahun ini, Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) menyiapkan sebanyak 28 hewan kurban yang terdiri dari tujuh ekor sapi dan 21 ekor kambing. UMM juga telah memastikan keamanan dan kesehatan hewan kurbannya diawasi dengan baik.
Tim Pemantau Kesehatan Hewan Kurban, Imbang Dwi Rahayu menilai, kali ini UMM tak hanya memperhatikan kesehatan hewan sebelum disembelih. Namun juga saat dan sesudah penyembelihan hewan kurban. "Kesehatan itu tidak hanya dicek saat ternak hidup, namun kami juga melakukan pengecekkan saat dan sesudah disembelih," papar Imbang.
Imbang juga menegaskan, memperhatikan proses perawatan hewan kurban itu sangat penting. Pasalnya, hal ini berkaitan dengan daging hewan kurban yang akan dikonsumsi oleh masyarakat. Oleh sebab itu, UMM mencoba benar-benar memperhatikan keamanan dan kesehatan hewan-hewan kurban tersebut.
"Ini adalah upaya UMM dalam meningkatkan keamanan pangan," tandasnya melalui keterangan resmi yang diterima Republika, Rabu (22/8).
Sementara itu, proses sebelum penyembelihan juga menjadi perhatian tim, salah satunya ketika perobohan hewan. Menurut Imbang, kesalahan perlakuan pada hewan kurban juga memengaruhi kualitas daging hewan kurban. Jika hewan stress, maka daging yang akan diolah tidak layak dikonsumsi karena daging akan alot.
Penangan secara insan juga diberikan pada hewan-hewan kurban tersebut. Seperti pada saat proses awal penyembelihan, satu kali tebas di bagian lehar harus putus tiga jalur. Hal ini utamanya pada jalur darah yang harus dengan cepat terputus.
"Tata cara yang dianjurkan dalam Islam telah sesuai dengan cara-cara medis dalam pemotongan hewan. Jika dilakukan secara runtut dan benar, maka kualitas daging kurban akan terjamin," tegas Imbang.
from Republika Online RSS Feed kalo berita nya gak lengkap buka link disamping https://ift.tt/2Bwf9Fa
No comments:
Post a Comment