Pages

Friday, August 24, 2018

ACT Bagikan Daging Kurban ke Pulau Salah Nama

Bingkisan ini diberikan secara merata kepada 350 jiwa yang ada di Pulau Salah Nama.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Aksi Cepat Tanggap (ACT) Indonesia yang berada di Sumatera Selatan membagikan daging kurban ke Pulau Salah Nama. Pulau ini terletak di perbatasan Kota Palembangdan Kabupaten Banyuasin.

Kamis (23/8) kemarin, Global Qurban-ACT Sumsel menyambangi desa kecil yang diapit sungai ini dan membagikan daging kurban berupa daging sapi dan kambing. Bingkisan ini diberikan secara merata kepada 350 jiwa yang ada di Pulau Salah Nama.

Tahun lalu ternyata tidak ada pemotongan hewan kurban di Pulau Salah Nama. Hal ini membuat warga merindukan nikmatnya bisa memasak dan mengonsumsi daging kurban pada Idul Adha.

Seorang warga Pulau Salah Nama Suriati menyebut daging sapi hasil kurban bahkan baru kali ini ia nikmati. Tahun lalu ia sama sekali tidak mendapatkan daging kurban karena tidak ada yang menyembelih hewan kurban di desanya.

"Alhamdulillah, kalau bukan pas kurban kayak ini, dak temakan kami di daging sapi, Dek," ujar Suriati dikutip dari situs resmi ACT Indonesia, Jumat (24/8).

Syahrul selaku Ketua RT Pulau Salah Nama juga mengaku sangat bersyukur warganya mendapatkan kiriman daging kurban. "Kami bersyukur sekali dengan bantuan Global Qurban-ACT, akhirnya semua warga kami bisa makan daging sapi pada Idul Adha ini," ujarnya.

Pulau Salah Nama memang menjadi salah satu titik pendistribusian daging kurban oleh Global Qurban-ACT di Sumatera Selatan. Hal tersebut disampaikan oleh Ardiansyah selaku Kepala Cabang Global Qurban-ACT Sumsel.

"Untuk Sumatera Selatan, kami mendistribusikan daging kurban ke 10 kabupaten/kota. Penyembelihan hewan kurban di Pulau Salah Nama merupakan kerja sama Global Qurban-ACT Sumsel dengan BNI Syariah dan SDIT Mutiara Azzam," ujar Ardiansyah.

Selain mendistribusikan daging kurban, Global Qurban-ACT turut menghidangkan sajian khas kurban yang diolah di Dapur Qurban. Penduduk Salah Nama selama ini bergantung hidupnya dengan menjadi nelayan dan petani. Di dalam kesehariannya, Pulau Salah Nama menyisakan persoalan yang membelit. Kini berbagai masalah itu makin bertumpuk dan membutuhkan uluran tangan.

"Perahu ketek" pun menjadi modal transportasi utama dan satu-satunya yang dipakai oleh masyarakat untuk keluar dari area perairan. Tidak heran dari usia dini anak-anak di Salah Nama sudah mahir mengendarai perahu.

"Alhamdulillah, wilayah ini sudah menjadi daerah binaan ACT sejak awal tahun 2018. Sejumlah program sosial sudah berjalan, termasuk program kurban dari Global Qurban - ACT. Harapan kita, semua masyarakat dapat merasakan lezatnya daging kurban di hari Iduladha, termasuk penduduk Pulau Salah Nama," tutup Ardiansyah.

Let's block ads! (Why?)

from Republika Online RSS Feed kalo berita nya gak lengkap buka link disamping https://ift.tt/2waOj0j

No comments:

Post a Comment