Pages

Friday, August 24, 2018

Konsulat Australia di Surabaya Tingkatkan Keamanan

Ancaman di media sosial membuat Konsulat Australia meningkatkan keamanan.

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Konsulat Australia di kota Surabaya meningkatkan langkah-langkah keamanan . Hal itu menyusul adanya unggahan di media sosial yang mendesak militan untuk membunuh salah satu diplomatnya di sana.

Kekhawatiran itu muncul hanya beberapa minggu setelah Australia membuka konsulat di kota terbesar kedua di Indonesia itu. Pada Mei, kelompok Negara Islam mengklaim bertanggung jawab setelah Indonesia mengalami kekerasan militan terburuk dalam lebih dari satu dekade, ketika serangkaian pemboman bunuh diri di Surabaya menewaskan sekitar 30 orang, termasuk para pelaku.

Pada Kamis (23/8), Departemen Luar Negeri Australia memperbarui peringatan perjalanan. Mereka menekankan staf konsulat di Surabaya tidak akan menghadiri acara di Universitas Airlangga Surabaya "karena meningkatnya masalah keamanan".

Dua sumber keamanan di Indonesia, yang tidak ingin disebutkan namanya, mengatakan ancaman itu berasal dari sebuah posting media sosial yang mendesak orang Indonesia di Surabaya dan provinsi Jawa Timur untuk "membunuh pejabat Australia". Pesan itu terkait dengan foto yang mengiklankan sebuah tempat di universitas untuk alumni Australia yang dijadwalkan akan dihadiri oleh pejabat konsulat.

"Australia adalah anggota koalisi internasional melawan Negara Islam yang membantai ribuan Muslim. Membalas tumpahnya darah kaum Muslim," kata pesan itu, yang diverifikasi oleh para pejabat sebagai sumber kekhawatiran.

Satu sumber keamanan di Indonesia mengatakan posting di aplikasi Telegram, yang kemudian menyebar ke platform media sosial lainnya, tampaknya berasal dari Belanda. Sumber itu mengatakan tidak ada bukti tentang "adanya orang setempat menanggapi pesan ini".

Sejak serangan bunuh diri di kota itu tiga bulan lalu, polisi telah menahan hampir 250 orang yang dicurigai sebagai militan. Sebanyak 21 orang tewas dalam satu penumpasan nasional.

Indonesia telah bergulat dengan militansi Islamis selama hampir dua dekade. Pada 2004, sebuah serangan bom di kedutaan Australia di Jakarta menewaskan 10 orang Indonesia dan melukai lebih dari 100 orang.

Untuk mengamankan Asian Games, yang saat ini sedang berlangsung di Jakarta dan Palembang, pihak berwenang mengerahkan 100 ribu militer dan polisi. Ancaman di media sosial, maupun peringatan Australia, tidak menyebutkan Asian Games adalah target.

Meski begitu, penasihat mengatakan Pemerintah Australia terus "menerima informasi yang mengindikasikan teroris mungkin merencanakan serangan di Indonesia". Tingkat peringatan Australia tidak berubah, memperingatkan wisatawan untuk "berhati-hati tingkat tinggi" di Indonesia.

Simak beritanya dalam Bahasa Inggris di sini.

Let's block ads! (Why?)

from Republika Online RSS Feed kalo berita nya gak lengkap buka link disamping https://ift.tt/2o833J2

No comments:

Post a Comment